Semuanya khusyuk. Para santri melantunkan ayat-ayat suci Al Quran secara bergantian. Sebuah suasana yang sederhana namun mendamaikan hati di Panti Asuhan Santren, Watucongol Muntilan.
Monday, August 31, 2009
Tadarusan di Santren
Semuanya khusyuk. Para santri melantunkan ayat-ayat suci Al Quran secara bergantian. Sebuah suasana yang sederhana namun mendamaikan hati di Panti Asuhan Santren, Watucongol Muntilan.
Friday, August 28, 2009
Misty Morning in Delodbrawah
Menebak pagi yang teduh dengan sinar yang hangat kadang lebih mudah dari pada menebak sifat orang. Seperti pagi yang saya temukan sebelum bersiap melihat Makepung di Delodbrawah.
Friday, August 21, 2009
Matahari, Bumi dan Cakrawala
Wednesday, August 19, 2009
Prajurit Lumpur
Monday, August 17, 2009
Nyadran
| Start: | Aug 18, '09 09:00a |
| Location: | Komplek Masjid & Pasarean Santren, Gunungpring Muntilan |
Friday, August 14, 2009
Mulanya Berhitung Lalu Berlari
Ada yang bilang, hidup ini seperti permainan. Mungkin mirip seperti petak umpet. Mulanya berhitung, lalu siap berlari.
Wednesday, August 12, 2009
Wukirsari Expo II
| Start: | Aug 15, '09 04:00a |
| Location: | Gazebo Desa Wukirsari Imogiri Bantul |
Nur Ahmadi (0817.54757.94)
Rumi (0856.2575.288)
Monday, August 10, 2009
Sukmarenjana Dadi Manten
Sahabat saya yang satu ini memang ajaib. Saat menemaninya pada detik-detik menjelang akad, tidak ada rasa gelisah sedikitpun. Tetap cengengesan.
Dan akhirnya Lilin Noorkholis Isnain akhirnya sukses menikah dengan mas kawin seperangkat kamera. Seperti seloroh kami setahun yang lalu, sebuah "sembrono pari keno". Semoga nular ya.. hahaha..
Friday, August 7, 2009
Bedog Art Festival
| Start: | Aug 7, '09 7:30p |
| Location: | Sungai Bedog, Studio Banjarmili Kradenan Gamping Sleman |
Thursday, August 6, 2009
Tenganan dan Pesona Tenun Pegringsingan
Puluhan kain tenun dipajang dengan digantung di langit-langit rumah. Tenun Gringsing, kain andalah Tenganan berdampingan dengan puluhan kain dari seluruh penjuru Indonesia, seperti tenun Sumbawa, batik Yogya dan Pashmina ala Saudi Arabia.
Ni Wayan Suratmi dan Komang (10th) menyambut saya dengan ramah di rumah yang sekaligus menjadi tempat kerja dan usaha. Sebuah tustel (alat tenun) ukuran kecil yang diletakkan diatas balai-balai kayu bersama mereka siang itu. Ia sedang menyelesaikan sebuah selendang Gringsing yang biasanya ditawarkan dengan harga 400 ribu rupiah.
”Kami sekarang hanya membuat selendang, karena gampang laku dan harganya terjangkau,” ucap Ni Suratmi. Mengingat proses pembuatan tenun Gringsing yang sangat rumit, terutama proses pewarnaan yang memakan waktu paling lama (2-3 tahun), harga kain ini menjadi mahal. Selain itu Tenun Gringsing juga dipercaya mengandung nilai magis. Kata geringsing berasal dan dua kata yaitu gering yang berarti “sakit” dan sing berarti “tidak”. Bila dipadukan akan dapat berarti tidak sakit dan diharapkan si pemakai terhindak dari segala penyakit.
Tenganan siang itu lengang. Maklum, setelah perayaan perang pandan 2 hari sebelumnya, beberapa warganya telah kembali lagi ke tempat tinggal yang berada di luar Tenganan. Beberapa lagi tengah bekerja. Saat Perang Pandan, Tenganan akan dipadati wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Sebagai salah satu desa kuno di Bali, atau biasanya disebut "Bali Aga", Tenganan Pegeringsing tumbuh menjadi desa tujuan wisata. Keramahan, aneka tenun ikat kaya warna dan tentu saja pesona desa Bali Aga akan membuat siapa saja betah berlama-lama disana.
Senja di Kedonganan
Saya ingin berjumpa dengan senja. Sebentar saja. Meniti indahnya cakrawala dan mega-mega yang berarak. Tapi senja kemarin hanya mampir sesaat. Dan camarpun tak terbang rendah.
Wednesday, August 5, 2009
Festival 5 Gunung
Puluhan pemuda bertelanjang kaki, berwajah garang dan berambut gimbal berjalan menuju sebuah halaman rumah di Mantran Wetan, Girirejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Mangelang. Datang dari dua lereng gunung, Merapi dan Merbabu, pemuda-pemuda ini datang untuk sebuah pertunjukan. Bukan untuk tawuran atau adu kesaktian.
Mereka adalah salah satu penampil yang akan mengisi Festival 5 Gunung ke VIII yang kali ini (26/7/09) diadakan di desa Mantran Wetan. Dengan mengambil tema ’’Cokro Manggilingan Jiwo’’ atau yang artinya refleksi atas dinamika kehidupan yang terus berputar seperti roda, acara ini penuh semangat kemandirian dan kerukunan masyarakat.
Subscribe to:
Comments (Atom)