Friday, December 7, 2007

reuni kecil

Reuni kecil. Inisiator sekaligus provokator acara kali ini adalah Regis. Bermodal sms pendek di jumat malam, kami pun bertemu. Dia memang berani. Maksudnya tidak ada yang seberani dia dalam menagih pajak penghasilan saya. Hahaha…tapi saya senang kok. Bukankah janji harus tetap ditepati ?

 

Pertemuan ini sempat tertunda karena saya lebih memilih untuk sowan ke UGD Bethesda.  Terpaksa karena dipaksa. Wajah pucat dan hampir semaput.  Lagi pula rasanya ada pasokan energi baru dengan bertemu mereka. Para sahabat kuliah yang selalu mempesona. Ya ceritanya, ya polahnya, ya bau keringatnya. Inilah mereka, satu persatu dari mata hati saya.

 

Regis Oktaviano AKA Regis

 

Sore itu Tita bercerita tentang anak teman Mamanya yang masih juga single seperti saya. Cuma bedanya, menurut deskripsi Tita, perempuan ini diatas standar. ”Bocah e ayu, pinter, numpak mobil meneh, ning kok yo durung duwe pacar,” jelasnya. Setiap kali mendengar kata-kata perempuan cantil, imut, pakai mobil dan semacamnya, radar Regis langsung berkerja. Sejurus kemudian Regis pasti bertanya. ”Minta friendsternya ya ?” pintanya sambil cengengesan. Sontak kami bertiga menyambutnya dengan teriak. ”Regis, ingat istri !!!”.  Meski sebenernya dia juga belum beristri, tapi sudah punya kekasih.

 

Namun saya pun maklum pada sang friendster mania ini. Lha wong dia punya semboyan “Orang nikah aja bisa cerai, kenapa orang pacaran nggak boleh putus.”. Walah Gis, kapan marine ? Selingkuh dan poligami bukan cara intelek untuk adu gengsi.

 

Yulius Windy Ari AKA Ari

 

Ari bercerita tentang kisah asmaranya. Tentang kekasihnya sekarang, dan pacar-pacar terdahulunya. Sahabat yang ini memang sangat terbuka dan mematahkan mitos pria introvert yang selama ini ada. Ceritanya pun nano-nano. Ada kisah konyol yang membuat tawa kami pecah. Ada pula cerita harus yang membuat serius mendengarkannya.

 

Cerita tentang cinta pertamanyalah yang membuat kami larut. Menyimak satu persatu kata dan kalimat ekspresif dari mulutnya. Sampai pada suatu saat, matanya berkaca-kaca dan butiran air mata hampir menetes diatas meja. Kekasihnya meninggal sebelum sempat ia maafkan. Kesalahan yang tak pernah termaafkan olehnya sampai sekarang. ”Aku isih gelo,” ujarnya lirih.

 

Birgitta Bestari Puspita Jati AKA Bune Tita

 

Melihat langkahnya yang mantap sore itu membuat hati ini lega. Kabar terakhir yang saya terima dari Pithe bahwa ia sedang sakit. Bukan flu tulang yang sempat membuat Tita bolos kuliah. Tapi Tita terkena mium, kista yang menempel di dinding rahimnya.

 

Tita sekarang sudah sehat dengan terapi herbal dan pola makan vegetarian. Miumnya semakin mengecil dan rasa sakit yang datang menjelang datang bulanpun sudah berkurang. ”Fit, aku pesen Salad wae, saiki ra maen daging,” ujarnya sambil tersenyum.

 

Flori Bertha Ratna AKA Pithe

 

Perempuan ini berbeda 270 derajat dengan saya. Saya cenderung idealis sedangkan Pithe adalah realis. Dulu kami pasti udur soal pemilihan topik makalah, judul penelitian bersama hingga tempat magang. Sekarang perbedaan itu semakin mencolok. Buktinya ketika kami bersanding, angka 10 lah yang terbentuk. Pasti sudah bisa ditebak siapa yang jadi icon angka 0 nya.

 

05122007

1 comment: