Sunday, January 13, 2008

Pasar Gede Solo Traditional Food Festival




Sabtu pagi, 12 Januari 2008, saya kembali lagi ke Solo dengan prameks pertama. Ajakan hunting foto dari Indie di Jumat pagi membuat saya mengulang perjalanan ke kota Liwet ini. 78 Tumpeng Jajan Pasar* di Hari Ulang Tahun Pasar Gede Hardjonegoro ke 78. Jumlah yang fantastis dan sayang bila dilewatkan.

Karena datang terlalu pagi (acara dimulai pkl. 13.00 WIB, 3 jam lebih lambat dari jadwal yang kami terima – red), kami pun berkeliling pasar. Pertama yang kami lakukan adalah bertanya arah pada sopir becak. Harap maklum, Indie dan saya sama-sama buta arah. Satu-satunya patokan kami adalah Gunung Merapi untuk arah utara. Kemudian bertanya pada staf kantor pasar, wawancara pada Koh Le le sang panitia, jajan soto sapi dan aneka penganan.

Jam 10.30, rombongan kami menjadi bertiga. Seorang kawan yang tadi kami tunggu di Stasiun Lempuyangan menyusul datang. Namanya mas Doni AKA donitole. Beliau ini baik dan komunikatif (Kemarin, dia memanggil pria berumur dengan sebutan Pakde, dari pakde parkir, pakde becak sampai pakde bakul angkringan –red). Pendekatan yang sangat menyenangkan dan bersahabat.

Acara 78 Tumpeng Jajan Pasar ini adalah satu dari serangkaian acara dalam rangka HUT pasar yang pernah terbakar pada tahun 1999 ini. Selain acara tumpeng, ada pula atraksi barongsai, pertunjukan musik & tari, pengobatan gratis dan launching website www.pasargede.net.

Perhelatan ini digagas oleh KOMPPAG, Komunitas Paguyupan Pedagang Pasar Gede dengan dana swadaya. Sebagai informasi, acara ini sempat akan urung dilakukan karena bencana banjir kemarin. Tetapi berkat tekad untuk menyokong pariwisata Solo pasca bencana, kegiatan pun diorganisir dalam waktu singkat.

Selamat Ulang Tahun Pasar Gede. Be a long – live heritage. Semoga laris ya!

21 comments:

  1. Ini masuk Potrait Budaya Yah......? Cantik Kok......Semoga Kegiatan Seperti ini tidak di Claim oleh negeri tetangga ya

    ReplyDelete
  2. Selamat ulang tahun buat pasar Gede Solo, semoga tetap cantik dan artfull..

    ReplyDelete
  3. Iya. Event yang harus disupport oleh semua segi, ya pemerintah, swasta dan media..

    ReplyDelete
  4. Habis icip2 di Pasar Gedhe, naik berapa kilo mbak? hehe

    ReplyDelete
  5. Oyol-oyol itu terbuat dari apa ya mbak? Saya baru liat and baru tahu...

    ReplyDelete
  6. hahaha..diitung aja,...78 x 0,5 ons :P

    ReplyDelete
  7. Oyol-oyol itu kaya ongol2 ga sih...klo diliat dari rupanya kok mirip ya..

    ReplyDelete
  8. iya, keliatannya sama. cuma beda di warna. Klo ongol-ongol itu dari pati dan warna coklat

    ReplyDelete
  9. Inis emua gambarnya hampir sama...kalo bisa 1 gambar mewakili 1 cerita

    ReplyDelete
  10. sip, nuwun inputnya. Iya, angle dan komposisinya memang standar semua. jadi cuma seperti foto dokumentasi.

    ReplyDelete
  11. Balook...waaaaa....baloookkk.....*ngeceeeesss

    ReplyDelete
  12. wah kesolo sekarang jadi jadwal tetap ya...pagi2 liat byk makanan yummi2

    ReplyDelete
  13. hahaha.. iya, malamnya pulang ke Jogja , paginya ke Solo lagi..

    ReplyDelete
  14. Roti yang kita beli jebule enak je, Fit... :p

    ReplyDelete
  15. Aku ra sempat ngicipi je.. Berarti harus kesana lagi, Babah Setoe Roti

    ReplyDelete
  16. enak iki... getuk isine gulo... karemanku.. ikss..... *pengin mode on

    ReplyDelete
  17. Oyol2 ki padha karo Ongol2 ora yoo....aq seneng tenan rasane Ongol2..

    ReplyDelete
  18. Ke Pasar Gede saja mbak, penganan2 ini masih ada disana..

    ReplyDelete
  19. kayaknya aku tau neh foto.... :D pernah liat sebelumnya
    dan emang sepertinya hampir semua fotografer kumpul disini motret yakz? hahahaha...
    aku tak bisa membayangkan :-?

    ReplyDelete
  20. iya.. betul. Betapa heroiknya saat itu. ada belasan fotografer dan seorang calon fotografer (sy) berbagi space. Sudah pasti kesemutan dan nahan badan..

    ReplyDelete