Trampolin itu berderit saat Virgo dan Happy beraksi diatasnya. Halaman samping aula itu tak lagi sepi. Riuh dengan karena keduanya saling bercanda. “Happy itu yang paling pinter main trampoline lho Mbak, bukan Virgo”, ucap bocah lelaki berusia 11 tahun itu sambil menatap saya dengan mata berbinar.
“Dek, besok Mbak Fitri boleh main kesini lagi ?” tanya saya pada keduanya. ”Mau belajar main trampolin,” sambung saya kemudian. Mereka menggangguk. Tapi buru-buru Happy berkata bahwa ia akan pulang ke Purworejo. ”Besok aku mau pulang mbak, kesini lagi kalau kakiku sudah jadi,” paparnya sambil terus melompat. Gadis kelahiran tahun 1999 inipun menjanjikan oleh-oleh 10 buah durian sekembalinya dari Purworejo buat Virgo dan saya.
Happy dan Virgo terus melompat dan lompatannya semakin tinggi saja. Sekilas tidak ada yang berbeda dengan mereka dibanding anak-anak yang lain. Meski hanya dengan satu kaki, mereka tetap riang bermain trampolin sambil tertawa. Justru saya yang khawatir dan mengobral kata awas jatuh pada mereka. Ya, saya memang harus sering kesini dan belajar ilmu ikhlas dan semangat dari mereka berdua.
coba di close vit fotomu, pesannya akan makin mengena....,
ReplyDeletemenyentuh sekali..
ReplyDeleteugh, kasian sekaliii :(
ReplyDeletedimana sih itu
Luar biasa Fit.. the thing is I always amazed with their simple vision, so pure you can just see it through their eyes..
ReplyDeleteApa kabar jeung??
sip kang, i will try again..
ReplyDeletedi yakkum..
ReplyDeletethey're so amazing with their smile & spirit..
ReplyDeletekabar baik mbak, sedang berharap bisa dolan ke jakarta nih..
Fit.......akhirnya bisa juga yaa
ReplyDelete