Wanita paruh baya ini adalah Mbah Kati, seorang yang penting bagi saya dan Bastian, kakak sepupu saya. Sebenarnya nama aslinya adalah Tumini. Kati adalah nama panggilan yang berasal dari nama mendiang suaminya Sukati. Beliau inilah yang setiap hari membantu ibu mengurus warung dan beberapa pekerjaan rumah.
Seminggu yang lalu, air matanya tumpah, sampai-sampai terpaksa mengeluarkan satu tangan "serep" alias cadangan saat Mas Tian mohon doa restu sebelum berangkat ijab kabul. Meski tidak ada hubungan darah, relasi sosial antara kami sangat kuat. Susah seneng sama-sama. Pernah suatu saat, beliau ikut larut nangis barengan dengan ibu saat tahu saya lolos interview kerja.
18 Oktober 2008
Manual Canon EOD Kiss 400D, IS 18-55mm
udah berapa lama ikut ibu, mbak?
ReplyDeletekoncone jahanam berarti :P
ReplyDeletedari sama tahun 91, saya masuk SD mbak
ReplyDeleteaduuhhh jadi ikut terharu
ReplyDeleteinspired by her..:P
ReplyDeletefoto ini belum saya perlihatkan ke beliau..pasti nangis nanti..
ReplyDeletelovely...jadi pengen mampir ke warung lagi....:)))
ReplyDeletesoyo lek dirimu sing rabi yo jeng.iso serep handuk hehehehe ;)
ReplyDeleteharus itu mbak..
ReplyDeletecup2 jangan nangis ya bu
ReplyDeleteho o, serep handuk sejinah..
ReplyDeletenangisnya lumayan lama nih mbak..
ReplyDeletehihi
ReplyDeletetenang mas, ini handuk becak kok, mirip2 handuk bayi, jadi mini size... hehee
ReplyDeletesiapkan yang banyak... ketoki siji bakal gak cukup :D
ReplyDeletesepertinya mas.. nanti aku meh buka persewaan handuk sekalian kok..:D
ReplyDeletepilihan tone yg pas bt momen cedihhh....
ReplyDeletehuaaaa... salut sama pengabdiannya
ReplyDeletemenangis haru.. karena bahagia..
ReplyDeletemelu terharu aku...
jadi inget beberapa bulan yang lalu:(
ReplyDeletehiks..hiks
ReplyDelete