Thursday, June 10, 2010

Lasem; Sebuah Perjumpaan Kedua




Setelah 15 jam perjalanan dari Jakarta, kami tiba di Lasem tepat pukul setengah enam pagi. Kami berhenti tepat di pertigaan Masjid Agung Lasem dan langsung diserbu enam orang pengemudi ojek. Tiga orang teman saya yang lain satu persatu menyingkir. Tinggalah saya seorang diri yang berjuang menawar harga untuk perjalanan menuju desa Sendangcoyo, mengejar puja bahkti yang setengah jam lagi akan dimulai. Harga pun disepakati, limabelas ribu untuk satu motor dan satu penumpang. Setidaknya ini lebih manusiawi ketimbang satu motor dua penumpang dengan harga duapuluh ribu, seperti penawaran sebelumnya.



Mas Wibi, Mas Andi dan Mas Ivan melesat dengan cepat sementara saya ada diurutan paling belakang, menunggu si Bapak Ojek memakai sapu tangan merahnya sebagai pelindung muka. Kami melewati pemukiman penduduk dengan rumah-rumah teduh dan areal perkebunan sekaligus penambangan batu. Jalan pintas yang sempat membuat cemas.



Akhirnya kami sampai di Vihara Ratanavana Arama dan berkumpul dengan pemeluk Budha dari petinggen Sentulsalak Kecamatan Kluwak Pati Jawa Tengah. Dengan menumpang 3 bis yang dicarter secara berkelompok, mereka secara rutin beribadah puja bhakti setiap perayaan Waisak, ritual sederhana yang khusuk dan sarat makna. Sebuah keheningan di perbukitan kapur pesisir pantai utara yang diakhiri dengan ziarah di Candi Sudhammo Mahathera.

46 comments:

  1. terimakasih suhu..atas tutorial by phonenya..argo tetep jalan ya?

    ReplyDelete
  2. kameranya masuk lewat jendela :D

    ReplyDelete
  3. Arrrrrggggghhhhh saya tidak kedalam sini, :(

    ReplyDelete
  4. hehehe..harus hati-hati, takut bikin ribut..

    ReplyDelete
  5. yah ndi keduluan lagi nih uploadnya :)

    ReplyDelete
  6. gara-gara pening kelaparan, cuma ambil satu foto.. huhuhu

    ReplyDelete
  7. karena sibuk motret langit atau ngurusin perut ya?

    ReplyDelete
  8. kameranya padahal udah senyap banget tuh bunyinya, gak kayak punya saya " jeggklekkkk" wkwkwkwwkkww

    ReplyDelete
  9. yang jelas ;lagi laper gak bisa mikir, udah gitu kata mas yang lainnya didalam gak seru :D

    ReplyDelete
  10. iyah, makin basi deh album g nanti, ahahhahahau

    ReplyDelete
  11. makanya buruan.. enggak kok..lensanya kan lebih variatif :D ndak seperti saya...

    ReplyDelete
  12. gak ada yg upload di patung2 budha itu ndi,

    ReplyDelete
  13. bukan ndi kata mas2 yang lewat :D

    ReplyDelete
  14. akhirnya kutemukan juga dimana yang khusuk itu

    ReplyDelete
  15. banyak banget suami ibunya.. hihihihi

    ReplyDelete
  16. gelap dikit lagi akan sangat meanrik....

    ReplyDelete
  17. salam
    ikutan liat foto yg ada.. foto yg terakhir cakep. dibikin sephia ato b/w keren juga kek nya

    ReplyDelete
  18. oooh disini to dikau :-) ya ya ya

    ReplyDelete
  19. gradasi langitnya pasti jadi menarik ya? hehehe

    ReplyDelete
  20. wah....hunting sambil bawa lampu studio ya ? ha ha ha

    ReplyDelete
  21. foto orang kok disamakan sama MUKAMU.....ngawur ae

    ReplyDelete
  22. Ndak unteg2an ya,, maklum, umatnya ndak begitu banyak..

    ReplyDelete
  23. Batik-batik lawasannya bikin kemecer mas..

    ReplyDelete
  24. waahh... shaft nya ga rapet nih ....

    ReplyDelete
  25. kl ketemu org2 ini di jalan, kita mungkin ga nyangka kl mereka Budhist ...

    ReplyDelete
  26. abis keluar dari sini ada secuil rasa bersalah...karena udah umpel2 an ama mereka yg pengen berdoa khusyu ...

    ReplyDelete
  27. masih bisa jadi catwalknya anak-anak kecil..

    ReplyDelete
  28. someday, i plan to visit their sub village...

    ReplyDelete
  29. yaa kl banyak, ntar bisa mati gaya motret di lasem nya ... ;)

    ReplyDelete