Setelah 15 jam perjalanan dari Jakarta, kami tiba di Lasem tepat pukul setengah enam pagi. Kami berhenti tepat di pertigaan Masjid Agung Lasem dan langsung diserbu enam orang pengemudi ojek. Tiga orang teman saya yang lain satu persatu menyingkir. Tinggalah saya seorang diri yang berjuang menawar harga untuk perjalanan menuju desa Sendangcoyo, mengejar puja bahkti yang setengah jam lagi akan dimulai. Harga pun disepakati, limabelas ribu untuk satu motor dan satu penumpang. Setidaknya ini lebih manusiawi ketimbang satu motor dua penumpang dengan harga duapuluh ribu, seperti penawaran sebelumnya.
Mas Wibi, Mas Andi dan Mas Ivan melesat dengan cepat sementara saya ada diurutan paling belakang, menunggu si Bapak Ojek memakai sapu tangan merahnya sebagai pelindung muka. Kami melewati pemukiman penduduk dengan rumah-rumah teduh dan areal perkebunan sekaligus penambangan batu. Jalan pintas yang sempat membuat cemas.
Akhirnya kami sampai di Vihara Ratanavana Arama dan berkumpul dengan pemeluk Budha dari petinggen Sentulsalak Kecamatan Kluwak Pati Jawa Tengah. Dengan menumpang 3 bis yang dicarter secara berkelompok, mereka secara rutin beribadah puja bhakti setiap perayaan Waisak, ritual sederhana yang khusuk dan sarat makna. Sebuah keheningan di perbukitan kapur pesisir pantai utara yang diakhiri dengan ziarah di Candi Sudhammo Mahathera.
hohohohoho
ReplyDeleteterimakasih suhu..atas tutorial by phonenya..argo tetep jalan ya?
ReplyDeletekameranya masuk lewat jendela :D
ReplyDeleteArrrrrggggghhhhh saya tidak kedalam sini, :(
ReplyDeletesisi yang lainnya..
ReplyDeletehehehe..harus hati-hati, takut bikin ribut..
ReplyDeleteyah ndi keduluan lagi nih uploadnya :)
ReplyDeletegara-gara pening kelaparan, cuma ambil satu foto.. huhuhu
ReplyDeletekarena sibuk motret langit atau ngurusin perut ya?
ReplyDeletekameranya padahal udah senyap banget tuh bunyinya, gak kayak punya saya " jeggklekkkk" wkwkwkwwkkww
ReplyDeleteyang jelas ;lagi laper gak bisa mikir, udah gitu kata mas yang lainnya didalam gak seru :D
ReplyDeleteiyah, makin basi deh album g nanti, ahahhahahau
ReplyDeleteitu strategi.. kekeke
ReplyDeletejeggklekkk itu mantep kok...
ReplyDeletekata siapa? gue ya? :(
ReplyDeletemakanya buruan.. enggak kok..lensanya kan lebih variatif :D ndak seperti saya...
ReplyDeletegak ada yg upload di patung2 budha itu ndi,
ReplyDeletebukan ndi kata mas2 yang lewat :D
ReplyDeleteakhirnya kutemukan juga dimana yang khusuk itu
ReplyDeletesunyi sepi menari tapi ramai !!!
ReplyDeletebanyak banget suami ibunya.. hihihihi
ReplyDeletenyempil..
ReplyDeletegelap dikit lagi akan sangat meanrik....
ReplyDeleteSudah ketemu kan mas?.. Hehehe
ReplyDeletesalam
ReplyDeleteikutan liat foto yg ada.. foto yg terakhir cakep. dibikin sephia ato b/w keren juga kek nya
oooh disini to dikau :-) ya ya ya
ReplyDeleteteori keramaian..
ReplyDeletehahaha.. laris beliau :D
ReplyDeleteiya.. masih ajaran mas :D
ReplyDeletegradasi langitnya pasti jadi menarik ya? hehehe
ReplyDeletehehehe..iya, rumah kedua :)
ReplyDeleterapi Kak
ReplyDeletefashionnya keren
ReplyDeletewah....hunting sambil bawa lampu studio ya ? ha ha ha
ReplyDeletefoto orang kok disamakan sama MUKAMU.....ngawur ae
ReplyDeleteNdak unteg2an ya,, maklum, umatnya ndak begitu banyak..
ReplyDeleteBatik-batik lawasannya bikin kemecer mas..
ReplyDeleteini masih awal2 manasin 7D ya...
ReplyDeletewaahh... shaft nya ga rapet nih ....
ReplyDeletekl ketemu org2 ini di jalan, kita mungkin ga nyangka kl mereka Budhist ...
ReplyDeleteabis keluar dari sini ada secuil rasa bersalah...karena udah umpel2 an ama mereka yg pengen berdoa khusyu ...
ReplyDeletemasih kaku..
ReplyDeletemasih bisa jadi catwalknya anak-anak kecil..
ReplyDeletesomeday, i plan to visit their sub village...
ReplyDeletesecuil aja?
ReplyDeleteyaa kl banyak, ntar bisa mati gaya motret di lasem nya ... ;)
ReplyDelete