Wednesday, May 9, 2007

Mrican Post ; Adonan Kue Pertama

Agustinus Berty, Yulius Windy, Martinus Kristyo dan Finsensius Yuli. 4 nama yang setiap hari Jumat menemani saya belajar di Selasar Mritjan. Tuhan, terimakasih telah menghadirkan mereka dalam hidup saya. Tanpa mereka, saya tidak pernah belajar  memimpin. Setidaknya menjadi pemimpin melawan ego dan kebimbangan.


 


Ya, saban Jumat malam kami berkumpul, berdiskusi panas di pojok timur selasar kampus atas nama Mrican Post. Topiknya pun beragam, tidak melulu soal kuliah, kebijakan kampus dan universitas. Tak jarang kami menyeberang ke isu2 strategis ketika itu. Kalau tak salah ingat, yang sedang “in“ waktu itu adalah isu tata kota Yogya dan komersialisasi pendidikan.


 


Saya sempat jadi primadona untuk beberapa saat. Ya, itu juga karena saya lah perempuan satu-satunya. Perempuan yang nakal sejak semester awal. Tapi untungnya, ketenaran itu segera terbagi pasca bertambahnya anggota. Katanya Mrican Post seperti halnya perkumpulan arisan campuran. Renyah, guyup dan hangat.


 


Hari Jumat bagi saya adalah hari yang sibuk dan penuh kebimbangan. Pada jam yang sama saya harus ada di dua lokasi dengan kegiatan yang berbeda. Kumpul MP dan siaran di Atma Jaya Radio. Dua-duanya keluarga saya, dua-duanya rumah saya. Saya ingat, biasanya saya pakai pola 1 – 3 – 2 – 3 – 1 agar punya jeda lari ke luar studio ketika lagu diputar. Saya kangen saat-saat itu. Saat-saat ketika disindir Bebek untuk fokus dan ketika telat masuk open mike.


 


Dan sekarang, teguran itu jarang saya dengar.


 

No comments:

Post a Comment