Thursday, May 10, 2007

Saya Iri Pada Mereka

Tulisan ini ditulis, ketika saya dalam perjalanan menuju Imogiri Bantul. Mobil yang kami tumpangi berpapasan dengan puluhan perempuan pekerja yang dengan sumringah menggenjot sepeda. Meski hari panas, mereka tetap bersemangat. Semakin membuat iri saya yang sampai detik ini tidak bisa naik sepeda.


 


Tapi ternyata setelah saya bepikir lagi, tidak hanya sepeda yang membuat saya iri. Mereka punya keteguhan hati untuk melanjutkan hidup meski terhimpit tekanan sosial dan ekonomi. Pasti mereka tidak kenal istilah “nglokro” alias pasrah tanpa berusaha.


 


Kayuhannya semakin kencang meski sepeda sempat doyong beberapa kali. Maklum, kronjot bamboo di sisi sepeda diisi oleh barang dagangan lebih dari 20 kilo beratnya. Kalau saya yang mengalaminya, pasti sudah jatuh dari kayuhan pertama.


 


Bila melihat mereka, saya ini tidak ada apa-apanya. Pengalaman saya masih belum sebesar cita-cita. Benar kata mbakyu baru saya, mbak Rahma yang bilang saya bahwa saya ini masih kecil. “Masih banyak waktu untuk belajar Fit“, begitu katanya.


 


Memang, jadi perempuan itu harus kuat. Setidaknya saya ingin seperti ibu yang bisa melakukan pekerjaan berat laki-laki. Tidak selamanya perempuan hanya bergelut dan bertemu dengan sapu dan tisu. Ini bukan pembelaan karena saya jarang bersih-bersih rumah dan berdandan. Tapi karena pemahaman saya bahwa selama ini perempuan hanya ditempatkan di ranah domestik, bukan publik.


 

No comments:

Post a Comment