Perjalanan kali ini memberi saya pelajaran. Namun pelajaran kali ini tak mengenal istilah kurikulum dan metode ajar. Ya, saja belajar tentang titik dan koma. Lebih tepatnya mengenai sebuah kepastian dan pengharapan.
Bagi saya cinta itu titik. Sedangkan sayang itu koma. Dan inilah yang saya buktikan selama 4 hari perjalanan saya. Kalimat diatas hanya berlaku untuk orang dengan komitmen. Bukan sesuatu yang pantas untuk ditarik ulur ataupun yang akan dijawab dengan kata mungkin.
Bicara tentang titik adalah menyoal tentang yang terkunci. Tidak ada keraguan, tanpa ada kebimbangan, hanya ada kepastian.
Sedangkan koma, lebih luwes dan fleksibel. Padanya masih terbuka kesempatan berpikir dan bernafas. Merancang langkah dalam jeda yang ada.
Saya yakin semua orang pasti akan bertemu dengan mereka. Seperti saya yang sedang menikmati deretan koma.
Thanks for my friends: Christopher Yanto & Pricilla Dria Pangesti
Situ Patengan Rancabali Jawa Barat, 11 September 2007.
Penggambaran dan pemaknaan yang bagus...
ReplyDeletesalud fit...
bukankah cinta ada karena sayang? sedangkan belum tentu di dalam titik ada koma.
ReplyDelete