Berpulangnya Soeharto memancing berbagai opini. Banyak sekali tulisan, ulasan dan aneka pesan kesan yang sayangnya disajikan dengan porsi yang berlebihan. Sampai-sampai sidang hukum kasus Munir pun seolah menjadi berita cadangan.
Pak Harto memang legendaris. Saya mengakui beliau adalah orang pintar. Namun sayangnya, saking pinternya beliau minteri banyak orang. Saya juga tidak munafik bahwa ada banyak capaian yang mengesankan saat pemerintahannya. Tapi banyak pula keputusan politis yang berakhir tragis.
Masih lekat di ingatan saya, tamu istimewa di penghujung tahun 1990. Sepulang sekolah, ketika itu saya masih TK, ada mobil polisi militer didepan warung dan rumah. Mereka bukan tamu agung seperti layaknya yang digambarkan simbah kakung saya disetiap dongengnya. Mereka bukan tamu agung yang layak disambut dengan teh hangat dan sepiring pisang goreng. Bukan. Tamu ini meminjam bapak. Memberikannya kamar dengan lantai dingin dan memisahkannya dengan ibu dan saya. Selama 2 hari bapak dicerca berbagai pernyataan serba aneh dan mengada-ada.
Hanya karena warung kami bernama ”Marhaen” bapakpun dituduh menyebarkan idelogi kiri. Aneh, padahal kami hanya menjual ayam presto dan pupu bakar dengan langganan anak kuliahan yang mayoritas warga keturunan cina. Tidak pernah sekalipun ada aktivitas politik dengan bendera kelompok tertentu. ”Lha wong warung nggo golek pangan kok di ngel-ngel,” ujar ibu saat itu.
Untunglah kebenaranpun datang perlahan. Meski sempat hidup dalam kecemasan, warung dapat bertahan sampai sekarang. Waktu itu kami tidak punya kuasa melawan ketidakadilan tersebut. Kami lebih memilih memutar uang untuk berjualan dibanding mengongkosi biaya hukum yang sudah pasti berlipat-lipat.
Berbicara soal keadilan memang sebuah hal yang mahal di Indonesia. Baik dulu maupun sekarang. Benar bila kita harus tak putus cara menagih itikad baik dari pemerintah sebagai penguasa dari sebuah sistem yang berjudul pemerintahan. Tapi itikad baik bukanlah satu-satunya cara, sebab kita tidak tahu persis seberapa besar tingkat cedera atas kesadaran mereka.
Satu hal yang paling realistis dilakukan sekarang adalah penegakan hukum. Lakukan sesuai prosedur yang ada dengan benar dan tepat dan kemudian menyinergikan semua keputusan. Tidak adalagi keputusan yang tarik ulur dan terkesan leda lede. Compac dan transparan.
Inilah saatnya kesempatan baik untuk membuktikan kesungguhan itu. Kasus Soeharto hanya satu dari sekian puluh kasus yang masih menjadi PR bersama. Meski, masih ada saja penyakit akutnya. Bukan rahasia lagi bila keputusan sering mudah berubah dan berganti karena uang. Uang memang masih menjadi raja. Menutup beberapa akses informasi publik dan menenggelamkan pintu-pintu transparansi. Tetapi saya tetap yakin bahwa kejujuran ada satu level diatasnya. Menjadi rajanya raja. Ya, percayalah saya.
ttg warung Marhaen:
http://trulyjogja.com/index.php?action=news.detail&cat_id=2&news_id=508
selamat! akhirnya ditulis juga... hehehehehehe...
ReplyDeletenext agenda: ngobrol di warung marhaen...yuuuuuuuuk....
ReplyDeletesudah kuduga, pasti mas sa Brec yang reply pertama.. hehehe
ReplyDeleteyuuk... monggo-monggo
ReplyDeletepastinyaaaaaaaaaaaaaa.... :D
ReplyDeletesi om ini kan mp everywhere..........
ReplyDeletemau bukti? saya punya gambar2nya hahahahahahahahha
mana-mana?.. iya unit reaksi cepat..
ReplyDeleteaploooood... aplooooooooooodddd.... cepet! :p
ReplyDeletewakakakkkkkkkkkk...gak sabar untuk tampil narsis yooooooo...
ReplyDeletesabar-sabar...tunggu tanggal mainnya ......
segera ya mbak, ntn gratis makan di marhaen wis.. hehehe
ReplyDeleteasyyyyyyikkkk....
ReplyDeletenext project: sabrec's paparazi...:p
oalah omahmu kie kae to?
ReplyDeletepas sma sering jajan rono je hehehe
tenane mas?
ReplyDeletelha omahe koncoku ngalor sitik pas pentokan wetan ndalan seng ono wartele kae hehe
ReplyDeletehalah, bocahe seneng banget! :p
ReplyDeleteayo dolan mrono maneh Fan. awal Maret yo... :)
ReplyDeletelha berarti nek liwat kudu mampir... kudu :D
ReplyDeletembak, kancaku ada yang tertarik dengan rumah serangga belakang rumah...
ReplyDeletejumat sore mau ksana... bar jam 3an....
bisa? langsung PM aja ke nomor ku ya...
hehehehe.... thx
bisa, datang aja ya.. klo aku belum pulang, ada garda.
ReplyDeleteyah kita kudu "jas merah" mbak biar ga keblinger lagi
ReplyDeleteJAS MERAH !!!!.... ucap simbahku dengan mantap menirukan idolanya... :D
ReplyDeletewah warunge iki no daerah ngendi mbak? aku koyone wajib coba. sesama marhaen gratis to? heheheh
ReplyDeleteklik aja link diatas mas.. monggo lho pinarak
ReplyDeletesing seneng gratisan ki mesthi marhaen gadungan... :D
ReplyDeletesiap ndan hehe
ReplyDeleteloh emang dah tutup fit warung nya sekarang yang di iromejan?
ReplyDeletesabar sabar ..kebenaran itu pasti datang ...
ReplyDeletemasih kok mbak..:D
ReplyDeleteMeluuuuuuuuuuuu !!
ReplyDeletetanggal piro Om Sabri ??
7-8 maret aku ning yogya.
Sik asik..akeh sing melu :D
ReplyDeletesik asikk...maemmm2 meneh ! hehehe
ReplyDeletemau dong dateng, btw gak punya baju warna merah....:)
ReplyDeleteapapun warnamu, please come.. biar apik klo foto bareng :D (emang harus merah ya?)
ReplyDeletebang Haji Rhoama Irama : Duit...semua karena duit!.
ReplyDeletelha aku malah rong tau njajal ayam presto mu kiy fit
ReplyDeletekiri... kiri..., terus, terus, bales... ops stop
ReplyDelete*kang parkir*