Sunday, February 17, 2008

Warung Marhaen; Riwayatmu Dulu

Berpulangnya Soeharto memancing berbagai opini. Banyak sekali tulisan, ulasan dan aneka pesan kesan yang sayangnya disajikan dengan porsi yang berlebihan. Sampai-sampai sidang hukum kasus Munir pun seolah menjadi berita cadangan.

 

Pak Harto memang legendaris. Saya mengakui beliau adalah orang pintar. Namun sayangnya, saking pinternya beliau minteri banyak orang. Saya juga tidak munafik bahwa ada banyak capaian yang mengesankan saat pemerintahannya. Tapi banyak pula keputusan politis yang berakhir tragis. 

 

Masih lekat di ingatan saya, tamu istimewa di penghujung tahun 1990. Sepulang sekolah, ketika itu saya masih TK, ada mobil polisi militer didepan warung dan rumah. Mereka bukan tamu agung seperti layaknya yang digambarkan simbah kakung saya disetiap dongengnya. Mereka bukan tamu agung yang layak disambut dengan teh hangat dan sepiring pisang goreng. Bukan. Tamu ini meminjam bapak. Memberikannya kamar dengan lantai dingin dan memisahkannya dengan ibu dan saya. Selama 2 hari bapak dicerca berbagai pernyataan serba aneh dan mengada-ada.

 

Hanya karena warung kami bernama ”Marhaen” bapakpun dituduh menyebarkan idelogi kiri. Aneh, padahal kami hanya menjual ayam presto dan pupu bakar dengan langganan anak kuliahan yang mayoritas warga keturunan cina. Tidak pernah sekalipun ada aktivitas politik dengan bendera kelompok tertentu. ”Lha wong warung nggo golek pangan kok di ngel-ngel,” ujar ibu saat itu.

 

Untunglah kebenaranpun datang perlahan. Meski sempat hidup dalam kecemasan, warung dapat bertahan sampai sekarang. Waktu itu kami tidak punya kuasa melawan ketidakadilan tersebut. Kami lebih memilih memutar uang untuk berjualan dibanding mengongkosi biaya hukum yang sudah pasti berlipat-lipat.

 

Berbicara soal keadilan memang sebuah hal yang mahal di Indonesia. Baik dulu maupun sekarang. Benar bila kita harus tak putus cara menagih itikad baik dari pemerintah sebagai penguasa dari sebuah sistem yang berjudul pemerintahan. Tapi itikad baik bukanlah satu-satunya cara, sebab kita tidak tahu persis seberapa besar tingkat cedera atas kesadaran mereka.

 

Satu hal yang paling realistis dilakukan sekarang adalah penegakan hukum. Lakukan sesuai prosedur yang ada dengan benar dan tepat dan kemudian menyinergikan semua keputusan. Tidak adalagi keputusan yang tarik ulur dan terkesan leda lede. Compac dan transparan.

 

Inilah saatnya kesempatan baik untuk membuktikan kesungguhan itu. Kasus Soeharto hanya satu dari sekian puluh kasus yang masih menjadi PR bersama. Meski, masih ada saja penyakit akutnya. Bukan rahasia lagi bila keputusan sering mudah berubah dan berganti karena uang. Uang memang masih menjadi raja. Menutup beberapa akses informasi publik dan menenggelamkan pintu-pintu transparansi. Tetapi saya tetap yakin bahwa kejujuran ada satu level diatasnya. Menjadi rajanya raja. Ya, percayalah saya.

 

 

ttg warung Marhaen:

http://trulyjogja.com/index.php?action=news.detail&cat_id=2&news_id=508

36 comments:

  1. selamat! akhirnya ditulis juga... hehehehehehe...

    ReplyDelete
  2. next agenda: ngobrol di warung marhaen...yuuuuuuuuk....

    ReplyDelete
  3. sudah kuduga, pasti mas sa Brec yang reply pertama.. hehehe

    ReplyDelete
  4. si om ini kan mp everywhere..........

    mau bukti? saya punya gambar2nya hahahahahahahahha

    ReplyDelete
  5. aploooood... aplooooooooooodddd.... cepet! :p

    ReplyDelete
  6. wakakakkkkkkkkkk...gak sabar untuk tampil narsis yooooooo...

    sabar-sabar...tunggu tanggal mainnya ......

    ReplyDelete
  7. segera ya mbak, ntn gratis makan di marhaen wis.. hehehe

    ReplyDelete
  8. asyyyyyyikkkk....

    next project: sabrec's paparazi...:p

    ReplyDelete
  9. oalah omahmu kie kae to?

    pas sma sering jajan rono je hehehe

    ReplyDelete
  10. lha omahe koncoku ngalor sitik pas pentokan wetan ndalan seng ono wartele kae hehe

    ReplyDelete
  11. ayo dolan mrono maneh Fan. awal Maret yo... :)

    ReplyDelete
  12. lha berarti nek liwat kudu mampir... kudu :D

    ReplyDelete
  13. mbak, kancaku ada yang tertarik dengan rumah serangga belakang rumah...
    jumat sore mau ksana... bar jam 3an....
    bisa? langsung PM aja ke nomor ku ya...
    hehehehe.... thx

    ReplyDelete
  14. bisa, datang aja ya.. klo aku belum pulang, ada garda.

    ReplyDelete
  15. yah kita kudu "jas merah" mbak biar ga keblinger lagi

    ReplyDelete
  16. JAS MERAH !!!!.... ucap simbahku dengan mantap menirukan idolanya... :D

    ReplyDelete
  17. wah warunge iki no daerah ngendi mbak? aku koyone wajib coba. sesama marhaen gratis to? heheheh

    ReplyDelete
  18. klik aja link diatas mas.. monggo lho pinarak

    ReplyDelete
  19. sing seneng gratisan ki mesthi marhaen gadungan... :D

    ReplyDelete
  20. loh emang dah tutup fit warung nya sekarang yang di iromejan?

    ReplyDelete
  21. sabar sabar ..kebenaran itu pasti datang ...

    ReplyDelete
  22. Meluuuuuuuuuuuu !!

    tanggal piro Om Sabri ??
    7-8 maret aku ning yogya.

    ReplyDelete
  23. sik asikk...maemmm2 meneh ! hehehe

    ReplyDelete
  24. mau dong dateng, btw gak punya baju warna merah....:)

    ReplyDelete
  25. apapun warnamu, please come.. biar apik klo foto bareng :D (emang harus merah ya?)

    ReplyDelete
  26. bang Haji Rhoama Irama : Duit...semua karena duit!.

    ReplyDelete
  27. lha aku malah rong tau njajal ayam presto mu kiy fit

    ReplyDelete
  28. kiri... kiri..., terus, terus, bales... ops stop
    *kang parkir*

    ReplyDelete