“Pecah pamore !” teriak lantang Ibunda Thea diakhir prosesi siraman sambil membanting kendi. Wadah air dari tanah liat beruntai roncean melati itupun pecah dengan sukses. Pada saat bersamaan, ucap syukur bersahutan menemani senyum yang terkembang.
Menemani Thea saat prosesi Siraman dan Midodareni menjadi pengalaman lain yang juga mendebarkan. Terutama, saat sisi melankolis ingin ikut bermain. Dan ternyata saya berhasil untuk tak ikut-ikutan menangis ketika sungkeman berlangsung.
manten ya :)
ReplyDeletekpn bidadarine menyapa iromejan?
ReplyDeletekapan yo penakke? 11/11/11 ketoe menarik yo? atau 12/12/12? hehee
ReplyDeletecakep fit... isok ae....
ReplyDeletewangun
ReplyDeletewaaaaaaa.... kerennn... kerennn.. sedap 'sis..
ReplyDeletega kepikiran deh bisa gene.. saluuuttt...
hihihihihi........... kriuk
ReplyDeletespt biasa.... good compo.... :p
ReplyDelete
ReplyDeletemakasi fit. Bener2 bgs
kelihatannya pake available light semua ya?
ReplyDeletecantik...
ReplyDeleteno flash, beberapa (2 foto klo ndak salah) dapat bantuan lighting dari kamera video. hehehe
ReplyDeleteupss lupa: semua foto berkat kerjasama yang apik atas peminjaman kamera dari Yonathan Denny untuk EOS 400D dan Indie untuk EOS 350Dnya...
ReplyDeletehehehe...tebakan saya bener...nice shots :D
ReplyDeleteterimakasih mas Putu.. :D
ReplyDeleteselamat pegantin baru..moga berkekalan hingga akhir hayat..
ReplyDeleteCANTIK BANGET,,,,
ReplyDeleteBagus...
ReplyDeleteIni simbolik...
ReplyDeleteiya...ada makna didalamnya
ReplyDeletekeren !!!
ReplyDelete*keplok2 ning nduwur dingklik*
yg mana?...patung itu ato ingkungnya?.... kalo ingkung udah jelas "maknanya"... hihihi....
ReplyDeletefitri mumpet di belakang janur?.... menyamarkah dirimu?..
ReplyDelete=p
asik nih view nya...
ReplyDeletekok ndadak nang nduwur dingklik?, kurang tinggi ya mas? hehehe
ReplyDeleteaku kan sok-sok bisa berubah bentuk, belum tahu ya...:P
ReplyDelete