kata seorang teman; stadium akut
Thursday, July 31, 2008
Monday, July 28, 2008
Ultimate The Final Touch With Yovie & Nuno
Start: | Jul 30, '08 11:00p |
Location: | Caesar |
ps: kameranya ndak boleh ikut nyanyi..huhuhu
Tingalan Dalem Jumenengan SINUHUN Pakubuwono XIII.
Start: | Jul 29, '08 05:00a |
Location: | Kraton Surakarta |
ps buat yg bisa motret dan jalan2 ke Solo: sepertinya akan ada pawai besar, wisudan abdi dalem, pentas tari bedoyo dan wayang orang dengan pemain putro wayah di sriwedari (28-29 Juli 2008)
Sunday, July 27, 2008
Mbah Sutirah; Saat Tikus Mencuri Dengar
Episode 2
Ditengah perbincangan kami, tikus-tikus seukuran kucing bersliweran seakan ingin mencuri dengar. Makhluk kecil yang berlarian menerobos karung goni dan keranjang bambu berisi kelapa dan jipang. Gesit, lincah namun menjengkelkan. Mereka adalah teman para buruh gendong yang terpaksa tidur di pasar. Maklum, tidak semua endong-endong memiliki cukup uang untuk menyewa secara patungan kamar-kamar kecil di daerah Sayidan atau Gemblakan. Dan tidak semua buruh gendong memiliki ongkos untuk menjadi penglajo seperti Mbah Sutirah.
Kue pukis bertabur meses coklat itu masih betah mendekam didalam kardus. Mbah Sutirah belum mengambilnya meski saya sudah menawari berulang kali. ”Sampun,” tolaknya halus. Saya masih tak yakin beliau telah kenyang karena makan malam. Setelah beberapa lama, akhirnya beliau tanpa sengaja bercerita bahwa hari ini makan satu kali. ”Wau siang maem sekul jangan, sakpenak karo tengah ewu,” ucapnya sambil menunjuk ke arah warung yang dimaksud.
Setiap hari Mbah Sutirah mengeluarkan 1500 rupiah untuk sebungkus nasi sayur dan 1000 rupiah untuk secangkir teh yang nantinya dapat sekali direfill dengan air putih. Sedangkan untuk ongkos bis, beliau membutuhkan uang 6000. Nominal tersebut sudah jauh berkurang 2 kali lipat setelah beliau berjalan kaki sepanjang 10 kilometer. 2 kilometer dari rumahnya ke Perempatan Kenteng dan 3 kilometer dari perempatan Wirobrajan menuju Beringharjo. Begitu sebaliknya untuk perjalanan pulang. Jumlah yang tak sedikit untuk orang seusia Mbah Sutirah.
Selain usia yang tak lagi muda, semangat hidup Mbah Sutirah dan puluhan buruh gendong yang lainnnya juga tetap menggelora. Dorongan ini tak lain berasal dari anak-anak mereka. ”Menawi kagem anak, udan angin nopo nggih tetep dilakoni,” ujarnya sambil mengusap wajah. Semua hal yang halal akan dilakukan sekuat tenaga untuk tetap bisa membeli 1 liter nasi setiap minggunya dan uang sekolah bulanan.
Ibu 4 putra ini juga tidak pernah mematok harga untuk jasa gendongannya. ”Saklilahe ingkang maringi,” ucap beliau berusaha menjelaskan. Mbah Sutirah berkata bahwa beliau selalu menerima pemberian pelanggannya berapapun jumlahnya. ”Mangkih nek rewel mundak disirik,” ujarnya kemudian.
Waktu berjalan dan hari semakin malam. 2 ibu pedagang timun dan kelapa yang ada di ujung tangga juga sudah bersiap tidur. Waktunya pula buat saya pamit pulang. Beliau berjanji akan mengingat saya, bukan karena kesamaan dengan nama keponakannya. Beliau juga mengucap terimakasih ketika saya meminta ijin bila sewaktu-waktu saya akan mempir kerumah beliau di Kulonprogo. Bagi saya yang terpenting adalah bahwa inilah saat yang tepat bagi Mbah Sutirah untuk kembali mencoba tidur dengan membayangkan perjumpaan dengan Pak Klimun meski hanya dalam mimpi. Dan semoga ini hanya terjadi hari ini.
Friday, July 25, 2008
Mbah Sutirah; Sebuah Cerita dari Tangga Pasar
Episode 1
Bangunan bercat cokelat itu nampak senyap tertutup rapat pintu besi. Berbeda dengan gedung seberang jalan yang hingar oleh pentas musik indie dengan anak muda yang berjejal. Untung ada satu pintu kecil yang masih terbuka, tepat seorang satpam berjaga didalamya. Ia hanya tersenyum kecil saat kami datang. Tanpa banyak tanya penuh selidik seperti satpam kebanyakan.
Kami mulai naik mencari Mbah Sutirah. Endong-endong asal Panjul Srikayangan Kenteng Kulonprogo ini yang mungkin sudah terlelap pada sebuah anak tangga. Anak-anak tangga di pintu timur Pasar Beringharjo malam kemarin seolah-olah menjadi bertambah jumlahnya.
Tertutup selendang batik warna cokelat yang warnanya sudah pudar di bagian wajah, Mbah Sutirah setengah tertidur di tengah anak tangga menuju lantai 3. Alas dan selimut tidurnya adalah spanduk dan karung beras. Beberapa endong-endong lebih beruntung dengan kardus bekas yang bisa memberikan rasa hangat dibanding Mbah Sutirah.
”Dereng, kulo dereng tilem,” kata Mbah Sutirah saat mendengar namanya kami panggil. Beliau langsung sigap terbangun dari tidurnya. Di anak tangga, bersandar pada dinding keramik dan lantai yang dingin mengigit kami berbincang. Musik campursari yang timbul tenggelam dari radio pekerja bangunan yang sedang merenovasi los daging di sebelah utara tangga seakan ikut-ikutan menyela.
Malam kemarin adalah malam pertama Mbah Sutirah bermalam di pasar selama 40 tahun beliau bekerja sebagai buruh gendong. ”Kawontenan,” ucapnya pelan sambil tetap tersenyum. Hari rabu kemarin, hanya ada 3 gendongan yang mampir di punggung tuanya. Uang yang didapatkan tidak cukup untuk menutup ongkos pulang.
Tebakan saya, Mbah Sutirah tidak bisa tidur karena teringat pada Klimun, suami tercintanya. Beliau terbahak saat saya berkata demikian. Gigi-giginya yang ompong terlihat jelas meski dalam temaram. Maklum, lampu-lampu pasar tidak semuanya menyala. Ada yang rusak dan tak sedikit yang byar pet seperti pemadaman listrik berkala.
Selain pada Pak Klimun, ia juga kangen pada anak ragilnya. Maklum, si bungsu ini adalah satu-satunya anak yang masih tinggal bersamanya. 3 anaknya yang lain sudah mentas dan tak lagi tinggal satu rumah
Tuesday, July 22, 2008
OgiThea Wedding Ceremony
Start: | Aug 2, '08 07:00a |
End: | Aug 3, '08 |
Location: | Kalasan & Kagama |
Akad nikah (the wedding vow) will be declared on 2 August 2008 in bride's home and the wedding ceremony will be held in the next day, 3rd August 2008. It will take place at Wisma Kagama Jogjakarta.
The wedding will be performed in Yogyakartan culture where the invitees may see directly the phases of procession(panggih,lempar suruh, kirab, kacar-kucur, dahar-daharan, rujak bubak kawak, & sungkeman procession. The groom and bride will wear Jangan Menir attire.
Monday, July 21, 2008
Ramayana Ballet
Shinta sedang sedih. Ia terpisah dari Rama, sang ksatria pujaan hati yang pandai memanah. Rahwana berhasil menculiknya dengan bantuan Kala Mrica, rusa cantik yang penuh tipu muslihat.
ps: semoga bulan depan bisa kesini lagi dengan persiapan matang, setidak-tidaknya batere full charge dan pinjaman tripod.
Sunday, July 20, 2008
Belajar [lagi] Pada Kanjeng Wir; Sebuah Dokumentasi
“Wah, ngepasi tenan, pun ket winggi Kakung kenken kulo ngebel Mbak Fitri,” ucap mbak Kus, putri Kanjeng Wir saat saya muncul dibalik pintu rumah mereka. Rupanya sudah dari bulan lalu, Kanjeng Wir meminta Mbak Kus untuk menelepon saya. Kata beliau, ada beberapa acara yang pasti akan saya senangi.
Segera Ibuk, begitu saya menyebut istri Kanjeng Wir, memanggil Kakung yang ada di bengkel kerja di loteng rumah. “Kung, wonten Mbak Fitri,” teriaknya. Tak lama, Kanjeng Wir atau Kakung turun dan menemui kami di ruang tamu. Ada yang berbeda dengan Kakung. Badannya tampak kurus dan pipi tirus. Sudah hampir sebulan Kakung menjalani perawatan jalan karena pembengkakan jantung yang dialaminya. Hampir satu bulan pula beliau tidak ke Keraton. “Nembe tindak menawi dipun dawuhi Sinuhun,” jelas Kakung.
Namun, sifat dan kebiaasannya yang lain tetap sama. Saat saya datang Kakung bercerita tentang banyak hal, salah satunya tentang tekadnya yang bulat untuk meyelesaikan 60 stel seragam Prawiroutomo. Prajurit ini adalah satu dari cita-cita Kakung yang ingin mengeksiskan lagi kesatuan yang dulu pernah ada. Hanya bayonet yang dipesan dari luar, selebihnya dikerjakan sendiri oleh Kakung. Maka tak heran bila beliau kurang tidur dan berpengaruh pada kondisi fisiknya. Kakung hanya tidur selama 1 jam setiap harinya. Selebihnya, 23 jam beliau habiskan di bengkel untuk merampungkan 60 baju, aksesoris, topi dan pedang untuk prajurit paling tinggi di Kraton Solo ini.
Wednesday, July 16, 2008
Belajar Menahan Napas
berhubungan belum ada tripod dan ISO pol mentoknya FZ30 hanya 400, saatnya berlatih dan belajar menahan napas.
...dan yang terjadi terjadilah..hehehe
Tuesday, July 15, 2008
Lasem [lagi]
Start: | Jul 18, '08 10:00p |
End: | Jul 19, '08 |
Location: | Desa Jeruk Kec. Pancur & Kec. Lasem Rembang Jawa Tengah |
ps: semoga bisa ketemu pak Tari..
ada yang nitip batik ?
Balon-Balon Cinta; Ogithea Prewedding Photos
Biarkan balon-balon itu melayang lalu terbang. Menebar butiran cinta yang tersemai di suatu sudut kota. Ah.. indah, semoga balon-balon itu mendarat dan menular pada jiwa lainnya pada suatu saat dan waktu yang tepat.
ps: Gara-gara balon berwarna-warni ini plengkung gading jadi sedikit ramai oleh anak kecil. Akhir sesi photo yang lucu dan penuh cerita, meski tak ada layung sore itu.
Thanks to Aria Dewangga yang sudah rela berjinjit-jinjit untuk membuat tipuan balon terbang.
Monday, July 14, 2008
Hari Pertama Sekolah; Nyolong Pethek
Senin kemarin, 14 Juli 2008 adalah hari yang bersejarah bagi brayat Marhaen 7. Setidaknya generasi ketiga kami yaitu Garda Bagus Damastra 15th, Nadia Amorrita 6th dan Danendra Daffa 4th memulai babagan cerita dengan sekolah barunya. Suatu pagi yang mendebarkan melihat raut muka yang tampak sedih dan tak bersemangat. Meski sudah dibujuk-bujuk untuk tersenyum tetap saja tak berhasil. “Aku ndak siap sekolah, males”, ujar Daffa dengan raut muka yang polos.
Surprise !!! Ternyata Daffa dan Nadia malah justru minta tidak ditunggu di hari pertama sekolahnya. Dan lebih mengejutkan lagi karena ia dengan sukses menyanyikan 2 buah lagu anak-anak. Bukan lagu milik D’massive atau The Changcuters. “Mbak, tadi Daffa pinter lho, wani nyanyi 2 lagu,” lapor Nadia setibanya saya dirumah.
Ya, kami sempat khawatir bahwa Daffa akan tertular kisah tak terlupakan namun sedikit memalukan plus membanggakan yang saya alami 18 tahun lalu. Ketika itu dengan super pede saya bernyanyi 2 lagu milik lagu Nike Ardilla dan Godbless diatas meja di hari pertama masuk TK. Saya masih ingat waktu itu Bu Djilah, guru TK saya sempat kaget sambil mengelus dada. Mungkin, saat itu beliau berpikir saya ini anak yang aneh. Maklum, selain rambut saya yang kribo, perilaku saya juga diluar kebiasaan anak TK lainnya. Ah, semuannya memang diluar perkiraan semula. Pokoke nyolong pethek.
ps: Maaf, lagi-lagi masih under.. huhuhu. All pictures taken manual with Canon EOS 400D – Tamron Macro Lens, pinjaman dari Denny Subroto Tarigan.
Friday, July 11, 2008
Thursday, July 10, 2008
Episode Cinta Dua Manusia; Ogithea Prewedding Photos
My first pre wedding project for friend; http://www.ogithea.com/
Katanya, cinta itu sebuah kesabaran. Kesabaran untuk mau saling mendengarkan dan bercerita. Kesabaran pula buat saya yang menjadi ingin segera seperti mereka.. hehehe..
Location: Two Gates Kampong Kotagede
Thanks to pak Sabar atas panduan lokasi, 2 gelas kopi pahit, sepiring kipo, pinjeman sepatu buat Ogi dan kamar ganti baju buat thea.
PS: photo lain menyusul ya