Tuesday, July 7, 2009

Geliat Petani Garam Kusamba




Berkaus singlet dan bertelanjang kaki, Nyoman Dadek mulai meratakan pasir yang berada tepat didepan bedeng garam semi permanent miliknya. Cuaca mulai terik saat ia beranjak menuju bibir pantai sambil memikul teku, wadah air laut yang terbuat dari pelepah nira. Ini adalah aktivitas keduanya hari ini setelah sebelumnya beristirahat. Proses yang sama telah dilaluinya pada pagi hari, tepat setelah surya mulai bersinar di pantai Kusamba, Klungkung Bali.

Tak sampai lima menit, teku telah penuh dengan air laut. Air laut tersebut lalu disiramkan diatas pasir yang sebelumnya telah diratakan. Ia berjalan maju sambil menggoyangkan teku-teku yang dipikulnya. Hal sama dilakukakan berulang kali sampai seluruh pasir berikuran 4x10 meter tersebut basah. Cuaca menjadi kunci dalam proses pembuatan garam di Kusamba mengingat proses ini hanya mengandalkan sinar matahari.

Sinar matahari akan membuat pasir yang telah basah tersebut tercampur dengan sempurna. Air resapannya yang bercampur pasir kemudian dikumpulkan dalam sebuah ceruk berpipa bambu didalam bedeng bambu. Air resapan kemudian akan menetes dari bilah bambu menuju tempat penampungan. Terdapat 2 tempat penampungan dengan sistem penyaringan sederhana sebelum nantinya air tersebut akan dijemur diatas lembaran karet hitam untuk menghasilkan butiran kristal garam.

Nyoman adalah satu dari puluhan petani garam tradisional yang masih bertahan ditengah gempuran garam pabrikan. Meski tak seramai dulu, ia tetap akan melakoni pekerjaan ini dengan sepenuh hati. Suami dari Nyoman Kani ini menuturkan bahwa profesi yang telah digeluti selama hampir 30 tahun ini adalah usaha turun temurun dari ayahnya.

Saat ini, ada dua sistem penjualan yang dia jalankan bersama istrinya. Selain tetap setia dengan menjual garam melalui perantara, ia juga melayani penjualan langsung. Pembelinya tidak hanya masyarakat lokal, tetapi juga wisatawan yang membeli garam sebagai buah tangan. Pasalnya bedeng miliknya terletak tak jauh dari Goa Lawah, salah satu objek wisata andalah kabupaten Klungkung Kota Semarapura.

44 comments:

  1. bagus Fit,aku suka versi siluetnya....

    ReplyDelete
  2. sip sip.... kalo dilihat, jejak kakinya jalan lurus ya... kaya model2 catwalk ;))

    ReplyDelete
  3. cakep bgt warnanya.... tapi kok agak soft ya mbak Fit?

    ReplyDelete
  4. jadi inget petani garam di buku ekspedisi jalan daendels ...

    ReplyDelete
  5. kereeennnn.....
    kakinya in line ...

    ReplyDelete
  6. komposisi yg menarik... Ini mesti ftgrafernya suka landscape tapi pengen motret human interest... jdnya orgnya kecil dgn porsi langit yg besar ...:))))

    ReplyDelete
  7. gubuknya emang peyot ato distorsi lensa?

    ReplyDelete
  8. memang peyot tapi juga karena distorsi lensa.. ini pake wide lense 10 - 24 mm. kali pertama pake lensa lebar..:D

    ReplyDelete
  9. iya, kok jadi softnya. ori filenya tajem lho.. sebentar, mungkin resize process yang salah

    ReplyDelete
  10. iya, .. coba saya yang jalan, pasti 'menggak-menggok' ndak karuan..

    ReplyDelete
  11. hahahahaha, ketahuan ya mas. Iya, niat hari mau prakter ilmu setelah 4 hari di Jembrana belajar landscape.. tapi remuk hasilnya

    ReplyDelete
  12. iya mas.. ambilnya juga dari bawah, sayanya jongkok

    ReplyDelete
  13. lebih tajem ya klo pake wide lens gini. jd pengen :D

    ReplyDelete
  14. aku justru suka distorsinya... apalagi kalau motret langit yang ada awannya... wah....

    ReplyDelete
  15. ck ck ck mas Andi sampai segitunya... :))
    kalau saya sih lihat komposisinya, cakep banget

    ReplyDelete
  16. ini pas sekalian workshop foto di bali mas.. extend hari, terus jalan ke sini :D

    ReplyDelete
  17. ssstt... Mbak... horisone agak miring... sama kayak saya, kalau lagi asik motret sering lupa memperhatikan horison

    ReplyDelete
  18. hehehe..penyakit menular :D, iya. terlalu fokus sama si bapak..

    ReplyDelete
  19. kayaknya satu foto portrait Nyoman Dadek akan menyempurnakan mini essay foto ini...

    ReplyDelete
  20. itu dia.. portraitnya shake ndak karuan.. :((

    ReplyDelete
  21. hohoh..aku suka ini fit....gimanaaaaaaaaaaaaa gitu

    ReplyDelete
  22. Garamnya mana fit? masih campur pasir ya?

    ReplyDelete
  23. iya masih nyampur, belum ada yang jadi pas saya datang..

    ReplyDelete
  24. rasanya pasti kruwes2 asin ya... plus pasir soalnya hehehe...

    ReplyDelete
  25. rasah dibayangke..nanti butiran kristalnya putih kok..:D

    ReplyDelete
  26. huwaaaa............

    *sik sik....siap2 tissue sik, otomatis ngeces iki*

    ReplyDelete
  27. wah...bisa jongkok???.... wah wah..... =p

    ReplyDelete
  28. hehehehe..bisa merangkak juga lho..:D

    ReplyDelete
  29. Bisa minta contact person petani kusamba? saya berminat untuk membeli garam kusamba.. trims

    ReplyDelete