Setelah menyisakan rasa kagum pada batik pesisiran, langkah kami berlanjut ke Lasem kota. Ada banyak agenda hari ini yang harus diselesaikan. Menjelajah Rembang di ujung ke pangkal. Oh ya, kami berhenti sejenak untuk mengisi amunisi dengan sarapan di warung depan Masjid Raya Lasem.
Sarapan kali ini memang agak telat. Selain karena harus mengejar waktu melihat proses pembuatan batik, ada alasan lain yakni hunting sate srepeh. Sayang, kami belum berjodoh dengan sate sapi khas Rembang ini. Namun, semangkuk sayur asem-asem berkuah pedas juga tak kalah lezat. Ini sayur asam ningrat. Isinya bukan buncis tetapi daging & jerohan sapi. Tambah lagi dengan telur kamal sebagai kawan nasi. Cukup 7000 rupiah rupiah plus segelas es teh. Ah, perut sudah terisi dengan makanan berat. Saatnya kembali bergerak.
Atas petunjuk seorang warga kepada Apow, kamipun menuju kawasan Karangturi. Di daerah ini ada banyak rumah-rumah lama dengan arsitektur Cina.
Karangturi Gang 4 No 16 Lasem, 09.21 - 10.16
Akhirnya sampai juga. Mata saya langsung terpana. Berderet rumah yang membuat saya serasa terlempar ke masa lalu. Saat ketika Lasem menjadi dermaga dan pusat perdagangan. Kamipun berpencar. Masing-masing hanyut dalam decak kagum. “Ya ampun, apik tenan yo, coba Ketandan seperti ini”, ujar saya.
Rumahnya besar dengan pintu sarat ukiran, pilar-pilar tinggi dan tembok pagar yang kokoh. Rata-rata setiap rumah memiliki 3 pintu besar bergandengan dengan pagar. 1 pintu utama, 1 pintu butulan atau pintu samping dan pintu garasi.
Ketika sedang asik motret, tiba-tiba saya disapa seorang bapak. “Dari mana dek” ?, tanya beliau diatas motor Honda. “Kami dari Jogja pak, pengen motret rumah Cina di Lasem” jawab saya. “Mohon ijin ya Pak”, imbuh saya. “Mari dek, silahkan. Di kampung ini ada puluhan rumah cina yang sering jadi objek foto” jelas si bapak sambil menunjuk ke sepenjuru mata angin.
Selang
Namanya Pak Kasrun Segie atau Ong Hway Bwe. Namun biasa dipanggil Pak Kasegi. Usianya sekitar 60 tahunan. Beliau adalah generasi ketika rumah ini. Rumah ini kurang lebih berumur hampir seratus tahun dan belum pernah direnovasi. Dirumah yang sangat luas ini, beliau hanya tinggal berempat, bersama istri, seorang famili dan seorang rewang. 3 orang putranya bekerja di Jakarta. Sedang putra bungsunya meninggal dunia karena kecelakaan.
Beliau mendadak diminta Apow untuk difoto. Awalnya beliau menolak. Tapi bujuk rayu Apow dan Dhira akhirnya berhasil juga. “Waduh saya ganti celana dulu ya“ ? pinta beliau sambil memegang celana tenisnya. Rupanya Pak Kasegie tampak kurang pede dan malu-malu kucing. Tapi jangan khawatir, kami masih menjaga orisinalitas objek foto, sehingga bisa menampilkan pak Kasegi yang sebenarnya. Bercelana pendek dengan topi belundru berbordir nama. Salah satu eksotisme lokal juragan yang kebanyakan etnis Cina.
Setelah hampir setengah jam kami pamit pulang. Sebelum teh disuguhkan oleh Bu Sunarti sang Nyonya rumah. Ada indikasi beliau sibuk di dapur dari suara gelas yang beradu. Kamipun bertukar alamat. Beliau kaget ketika mendengar kata warung Marhaen dari mulut saya. Sejurus beliau pun beliau berkata, “Fit, keliatannya saya cocok sama Bapaknya, besok kalau saya ke Jogja saya pasti mampir“. Monggo-monggo, silahkan.
Di Karangturi kami juga bertemu Pak Toyo. Beliau adalah penjual agar-agar yang dengan wadah kayu pikulan. Usianya sudah lanjut, kira-kira 75 tahunan. Agar-agar dijual cukup murah. 300 rupiah dengan topping gula pasir. Legit, semanis senyumnya pada kami. Kulitnya keriput, badannya kurus. Saban hari beliau berjalan kaki keliling Lasem. Berbekal sekeranjang semangat, topi dan sandal japit swallow yang sudah mulai tipis. ”Kulo wiwit tahun 72, nenggo telas nembe mantuk”, jawab beliau atas pertanyaan-pertanyaan bombardir saya.
mereka adalah guru-guru kehidupan....
ReplyDeleteBeruntung sekali bisa ketemu dan mengambil ilmunya....
:) :)
kasian bapaknya...udah puluhan tahun gak pulang ke rumah...beliau jualan brp galon kok dr tahun 72 ampe sekarang kok gak abis2, masih jualan belum pulang2...?
ReplyDelete;p
Iya, sebenernya Fit juga mau nemenin keliling, kan pasti cepet larisnya .. P
ReplyDelete